Polres Way Kanan Jelaskan Perkembangan Kasus Terkait Pengusutan Kasus Kematian Brigpol EA

RADAROKURAYA.COM.Blambangan Umpu.-  Belum juga adanya penjelasan resmi dari kepolisian khususnya Kapolres Way Kanan tentang hasil eksumasi dari jasad brigpol Erik yang dilakukan pada tanggal 17 Maret lalu membuat berbagai pihak bertanya-tanya dan itu isu berkembang secara liar dan menduga ada ketidak profesionalan petugas yang melakukan eksimasi, hari ini Ka olres Way Kanan melalui kasat Reskrim AKP Sigit Barazili, membantah rumor tersebut dan menyatakan saat ini memang sedang menunggu hasil yang diberikan oleh tim Biddokkes Polda Lampung.

Menurut Kapolres Way Kanan AKBP Adanan Mangopang melalui Kasatreskrim AKP Sigit Barazili bahwa terkait perkembangan penanganan kasus kematian Brigpol EA, yang telah dilakukan ekshumasi terhadap jenazahnya di TPU Kampung Banjar Masin Kecamatan Baradatu, Way Kanan pada tanggal 17 Maret 2025 lalu, dan saat ini masih menunggu hasil.

” saat ini team Bidokkes Polda Lampung bersama Satreskrim Polres Way Kanan masih bekerja secara ilmu kedokteran tentang penyebab kematian serta ada tidaknya kejanggalan dengan pihak RSUD Ciamis Jawa Barat, disana ada ahli forensik yang bisa kita gunakan pendapatnya, Apapun hasil dari ekshumasi ini, nanti setelah keluar hasil akan kita sampaikan,” ujar  Kapolres Way Kanan, AKBP Adanan Mangopang melalui kasat Reskrim AKP  Sigit Barazili,

Sigit membantah dengan tegas dugaan ketidakprofesionalan dalam menangani kasus tersebut, dimana menurutnya  sejak awal peristiwa, pihaknya bergerak cepat sesuai prosedur yang ada. Komunikasi dengan keluarga terus dilakukan, baik dengan istri almarhum maupun keluarga almarhum. Bahkan polres way kanan bersedia memenuhi permintaan eksumasi keluarga meskipun sebelumnya saat awal kejadian keluarga dengan keras menolak pelaksanaan otopsi terhadap jenazah ER.

“Keluarga besar ER, baik Istri maupun orang tua kandung ER menolak, dan membuat surat pernyataan penolakan otopsi, dan menyatakan menerima bahwa hal tersebut merupakan musibah. Namun sekitar sebulan kemudian mereka minta eksumasi. Tetap dengan humanis dan keprofesionalan kami penuhi permintaannya. Nah sekarang masih proses menunggu hasil eksumasi yang sudah dilakukan,” papar Kasatreskrim.

Jadi  lanjutnya tidak ada yang namanya tidak profesional atau tidak transparan maupun diabaikan penanganan perkaranya seperti dikatakan tim kuasa hukum keluarga korban Brigpol EA yang tengah beredar tersebut

Meski demikian,  sama seperti pihak keluarga korban, Polres Way Kanan tetap berupaya keras agar kasus ini berjalan sesuai harapan dan dapat diungkap tuntas,” tutupnya.

Diterangkan, Brigadir Satu (Briptu) EA yang merupakan anggota Banit Reskrim Polsek Pakuan Ratu, Polres Way Kanan, ditemukan meninggal dunia dirumahnya dengan kondisi leher terluka parah di Kampung Banjar Negara, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada sore hari (7/1/2025) lalu.  

Pada  saat itu Alipir (62) , ayah kandung Briptu EA, merasa ada banyak  kejanggalan dalam kematian anaknya tersebut, karena dijasad anaknya selain luka besar dibagian leher juga ditemukan lebam dibagian lengan dan bagian punggungnya

“Pada saat kejadian, saya lagi di rumah saya di Kampung Banjar masin sekitar jam 15.00 WIB, lalu saya diberi kabar sama warga, kalau anak saya EA bunuh diri. Lalu hujan-hujan itu saya langsung ke rumah sakit Haji Kamino (RSHK) dan setibanya di sana, luka anak saya (bagian leher) sudah di jahit,” ujarnya, Kamis (13/3/2025).

Kemudian, setelah enam hari dari kematian Briptu EA, sang ayah mendapatkan foto bekas luka anaknya yang belum dijahit dari pihak rumah sakit dengan luka sayatan yang begitu besar.

“Kemudian setelah enam hari, saya ditunjukkan foto luka anak saya itu yang sebelum di jahit. Setelah melihat foto itu, saya merasakan kecurigaan yang luar biasa bahwa anak saya itu bukan bunuh diri, melainkan dibunuh” tambahnya.

Orang tua Bripu EA juga mengungkapkan saat dimandikan jenazah terdapat lebam di lengan kanan, ada bekas cengkraman. Lalu tangan kirinya keram seperti cengkraman, dan di bagian belakang (punggung) ada lebam hitam sehingga memperkuat kecurigaan mereka.

“Jadi saya atas nama keluarga besar, saya selaku ayah kandungnya, berharap sekali, andaikata anak saya dibunuh, siapa pelakunya dan saya minta keadilannya. Bahkan sampai sekarang, belum ada kabar berita dari pihak kepolisian kepada kami sebagai keluarga. Dia juga merupakan anak negara . Kasus ini sudah kita sampaikan ke polres dan sekarang sudah ditangani Polda Lampung, tapi belum ada kelanjutannya, sudah 66 hari dari wafatnya anak saya,” ucapnya.

Dalam pada itu, dari keterangan tetangga lainnya saat korban ditemukan di kamar mandi kamar tidurnya dalam posisi telungkup dan diduga tidak bernyawa lagi serta terlihat ceceran darah dari teras sampai kamar mandi ( aneh darah bercucuran dari teras ke kamar mandi kamar tidur korban red )

“Saya datang karena istri korban teriak minta tolong namun saat tiba dirumah ini terdapat ceceran darah dari teras rumah sampai kamar mandi yang terletak dikamar tidur korban dan saat itu yang terlihat hanya istri dan anaknya yang digendong”jelas narasumber terpercaya tersebut .ROR I

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *